Keberadaan kita di Pondok Pesantren Sunan Drajat membawa dampak yang berbeda-beda antara satu santri dengan santri yang lain. diantara mereka banyak yang semakin mengerti tentang berbagai macam khasanah ilmu pendidikan dan mencoba untuk senantiasa mengamalkan ilmu yang mereka peroleh. Namun ada pula dari mereka yang hanya mendapatkan apa yang mereka anggap berharga namun pada hakekatnya hanya semu belaka, kebebasan dan kesenangan mereka bangga-banggakan dengan melupakan tugas pokok seorang santri, mereka tidak atau mungkin belum berfikir akibat dari kecerobohan mereka kelak, karena penyesalan hanya berada diujung kesempatan. Fenomena itu bisa terjadi karena berbagai hal, diantaranya adalah niat awal santri yang kadang berbeda-beda.
Ada diantara santri yang mondok hanya karena diminta oleh orangtua, bukan berasal dari niat pribadi, akibatnya banyak dari mereka (walaupun tidak semua) yang hanya kongkow-kongkow di pesantren. Yang ada di hati mereka hanya “Asal bapak Senang” karena keinginan orang tua mereka agar anaknya mondok terkabulkan.
Ada yang memang berasal dari niat pribadi namun salah. Mereka mondok karena ingin memanfaatkannya untuk mencari kebebasan. Karena jauh dari orang tua, mereka bisa berbuat semaunya wudelle dhewe tanpa harus takut berhadapan dengan omelan orang tua mereka. biasanya dari mereka adalah yang di rumah merasa kebebasannya dikekang oleh orang tuanya dengan berbagai aturan-aturan yang harus mereka patuhi.
Sebagian besar adalah berniat ingin mengabdi di Pesantren untuk mencari ilmu agama maupun umum yang bermanfaat.
Tantangan besar bagi santri yang niat mondok karena alasan pertama dan kedua, mereka dituntut untuk menata kembali niat mereka yang tidak sesuai dengan tujuan Pondok Pesantren yaitu menghasilkan anak-anak bangsa yang berotak Jepang dan berhati Makkah.
Inilah yang dalam Al-Qur’an disebut perang suci, perang melawan hawa nafsu dan juga bisikan-bisikan syaithon yang merupakan musuh terbesar manusia.
Apabila mereka menang dalam peperangan ini maka kebahagianlah yang akan didapatnya kelak, namun apabila mereka kalah penyesalan yang akan mereka dapatkan.
Santri yang berasil adalah santri yang memenangkan peperangan ini. Dukungan dan do’a semoga kita bisa meraihnya. Amien.
Lamongan, 11 April 2006
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Alamat Pesantren
Jl. Raden Qosim Banjaranyar Paciran Lamongan Jawa Timu telp (0322) 661303 Kode Pos 62264 email : sunandrajat24@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar